SEIGO VECEL

Mentari pagi mulai bersinar, pagi yang indah. Semua terasa segar ketika kukeluar menatap puluhan bunga tertata rapi di halaman  samping rumahku. Tak kulepas pula pandanganku pada seseorang – kakekku – sudah kebiasaannya setiap pagi menyiram dan merapikan pekarangan bunga itu. Dia membawa gunting rumput dan selang pompa air, tak ketinggalan asap rokok yang selalu mengepul. Itulah kebiasannya.
Sekarang masih pukul  05.00, masih lumayan lama untuk bersantai di rumah, tapi hari ini aku harus berangkat sekolah agak pagi, ada pertemuan sebentar dengan tim belajarku. Makanya, tak bisa berlama-lama di rumah.
Aku masuk lagi ke kamarku, mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Aku buka pintu kamar mandi yang terbuat dari PVC berwarna coklat tua, hhhh, benar-benar indah ruangan ini. Mungkin sudah di desain khusus oleh kakekku sehingga tampak indah dan asri saat aku memasukinya. Ruangan dengan luas 3 x 4 meter persegi yang berdinding keramik warna putih agak kekuning-kuningan bermotif garis horizontal tampak indah kalau di lihat di pagi hari. Ada lukisan impresionis pada dinding sebelah kiri. Di samping kanan ada meja washtafel berukuran 1.5 x 0.8 m, dindingnya tertempel cermin yang tingginya hampir mencapai plafond. Ada pot bunga di atas meja washtafel, bunga mawar yang selalu menghisai pot itu, kakek selalu menggantinya setiap hari. Di sebelah pojok,kiri  ada shower yang tertutup kaca bening dan dindingnya di selimuti batu alam andhesit berwarna hitam. Di samping kanannya ada kloset duduk sekalian dengan hand showernya. Sedangkan plafond, ada dua bagian, sebalah kanan terbuat dari gypsum dengan cat putih mulus, dan sebelah kiri terbuat dari kayu yang ditata berjanjar, sedangkan atap di atas plafond kayu itu terbuat dari kaca warna biru muda, jadi memungkinkan sinar matahari masuk ke ruangan itu walau cuma sebagian.
Kakekku dulunya memang seorang arsitek, jadi dia tahu betul bagaimana membuat ruangan menjadi nyaman. Penataan ventilasi, pencahayaan, semuanya sudah di rancang sebelum rumah ini di bangun. Kakek mendesain sendiri rumah ini, walau hanya satu lantai, tapi desain eksterior maupun interior terasa sedap di pandang mata.
“Dan, jadi mandi gak? Dari tadi bengong di pintu?” aku terkaget saat kakek menyapaku, ternyata dia sudah selesai menyiram dan merapikan bunga, tapi aku hanya tersenyum kecil tanpa menjawab. Aku pun beranjak mandi.
Semua perlengkapan sudah siap, tidak ada yang kelupaaan. Aku pun keluar kamar dengan seragam putih – abu-abu. Beranjak ke ruang makan, disitu sudah tersedia roti dan coklat di sampingnya, makannan kesukaanku. Teh hangat juga sudah di siapkan oleh kakek.
“Sudah sarapan, Kek?” tanyaku pada kakek yang sudah dari tadi duduk disitu sambil menghisap rokok. “Sudah Dan! Tumben kamu berangkat pagi?” jawabnya sambil bertanya. “Iya kek, hari ini ada persiapan buat pelajatan matematika dengan tim belajarku, makanya, hari ini aku harus berangkat lebih pagi” sahutku sambil mengunyah roti campur coklat. Kakek hanya tersenyum kecil kemudian menghisap rokoknya lagi.
“Ya udah kek, Dani berangkat dulu, keburu telat!” kataku setelah selesai sarapan. “Iya, ada yang ketinggalan gak?” sahut kakek sambil bertanya. “Emmm…!” aku berfikir sejenak, “Enggak Kek, semua sudah lengkap! Haha!” terusku sambil tertawa kecil. “Ya udah, hati-hati!”. “Siap kek…!” aku pun segera berangkat ke sekolah yang berjarak sekitar lima ratus meter dari rumahku.

* * *

Aku berjalan di teras sekolahan. Suasana belum terlalu ramai, karena sekarang masih jam 06.00 pagi. Mentari tertutup mendung putih, hawanya agak dingin. Angin kecil semilir menerpa dedaunan dan terkadang sedikit menggerakkan bendera merah putih pada tiang setinggi delapan meter di halaman depan sekolahku. Aku terus berjalan menuju ruangan kelasku sambil bernyanyi kecil.
Sampailah aku di ruangan kelas, disitu hanya ada tiga orang, Jefri, Izza, dan Sinyo. Mereka adalah tim belajarku, sebenarnya anggotanya ada enam orang, tapi dua anggota lainnya belum datang – dimas dan rahmi -. Yah, memang sudah kebiasaan mereka berdua datang telat. Dan kami tidak pernah menyalahkan satu sama lain.
Kami adalah satu tim, walaupun kami termasuk tim dengan level terendah dari kelima tim rival di kelas kami, tapi persahabatan kami sangat erat, sudah seperti saudara sendiri, bagaimana tidak, sejak kelas satu, hingga sekarang, kami adalah tim yang kompak, tim yang selalu membuat hal-hal aneh. Inilah tim kami – SEIGO VECEL – nama ini adalah buah karya dari ide si otak udang, Jefri, nama tim kami memang sangat aneh, terkadang ditertawakan oleh tim lain, beda jauh jika dibandingkan dengan nama tim-tim lainnya, EIDO, tim yang diketuai oleh Edo Guantea, anak paling kaya di sekolah ini, FT, Female Team, tim ini diketuai oleh Fitri Falancia, dan semua anggotanya wanita, D’EINSTEINS, tim terbaik di kelas kami, anggotanya memang anak-anak dengan otak jenius, para kutu buku, jadi tidak aneh jika tim ini merupakan tim unggulan kelas kami. STAIR, sebuah tim dengan anggota para pemain basket, tapi aku juga belum tahu kenapa dinamakan stair, apa hubungannya stair dengan olahraga? Dan yang terakhir MUTAN, tim yang anggotanya anak-anak gaul, dipimpin oleh Bagas, sang rocker di kelas kami. Mereka juga mempunyai band, yang dinamakan Mutan pula.
Kami berenam mempunyai kebiasaan yang berbeda. Jefri, sang ketua tim, dia pandai berbicara, tapi agak sulit berfikir, sukanya bercanda, mungkin ketua cuma jabatannya, karena kebanyakan yang mengurusi tugas kami adalah Izza, gadis cantik berkacamata. Izza lah yang selalu mengurusi segala kebutuhan tim. Ya, aku tahu, mungkin Izza juga mengerti bahwa Jefri tidak akan mampu untuk menjalankan tugasnya sebagai ketua sendirian. Itu lah persahabatan.
Sinyo, wajahnya lucu, hobinya main musik, terutama instrumen gitar, aku pun bisa sedikit bermain gitar karena belajar darinya. Dia adalah pacarnya Izza, mereka pacaran sejak SMP, hingga sekarang. Sedangkan Dimas dan Rahmi, sepasang kekasih yang selalu bertengkar gara-gara masalah kecil. Tidak tahu apa yang mereka lakukan di rumah, setiap pagi mereka selalu datang terlambat. Akibatnya, tim kami juga telat untuk mengikuti F2F alias Face to Face. Ya, F2F adalah sistem pembelajaran dimana setiap tim menemui pembimbingnya masing-masing di sebuah ruangan kecil sekitar 3 x 4 meter. Jika dalam satu kelas ada 36 murid, dan terbagi menjadi 6 tim, maka dalam satu kali mata pelajaran ada enam ruangan F2F untuk satu kelas. Sistem ini merupakan sistem pembelajaran baru. Sebenarnya F2F adalah anak sistem dari Sistem Pembelajaran MTMF (My Teacher is My Friend) yang dikenalkan oleh profesor asal Indonesia – Prof. A. Bolotio – pada tahun 2025, tetapi baru diterapkan di sekolah-sekolah negeri sejak tahun 2030 hingga sekarang. Itulah sebabnya, jika sepasang kekasih ini telat lagi, tepaksa kami ikut telat, sebab pembimbing tidak mengijinkan suatu tim untuk masuk ruangan F2F jika anggotanya tidak lengkap.
“Mereka telat lagi ya?” tanyaku pada tiga sekawan di depanku. “Biasa…!” jawab Izza sambil mengernyitkan dahinya. “Iya, mereka berdua berangkat ke sekolah kan naik kereta!” sahut Jefri sambil tersenyum. “Masa sih?” tanya Izza yang terlihat lugu. “Iya naik kereta, terus keretanya bannya kempes, dan sekarang masih nambal itu ban, haha…!” Sinyo ikut menyahut sambil tertawa keras. Jefri pun ikut tertawa, Izza tampak sedikit marah melihat tingkah laku mereka berdua. Aku hanya tersenyum kecil melihat tingkah mereka yang tiada berubah.
Aku duduk di samping Izza dan menaruh tas di atas meja. “Sudah siap semua materinya Za?” tanyaku sambil melihat-lihat lembaran kertas yang sejak aku datang sudah ada di meja. “Siip… bos!” sahutnya sambil tersenyum kecil, sedangkan Jefri dan Sinyo mulai membaca materi-materi dalam lembaran itu. “Bagaimana dengan pertanyaan-pertanyaa yang akan diajukan?” sambungku memastikan semuanya sudah siap. “Pastinya dong!” jawab Izza kemudian mengambil dua lembar kertas dari tasnya yang berwarna oranye. “Ini…!” terusnya sambil menyerahkan kertas itu padaku. “Oke…! Aku juga udah sedikit ngerti tentang materi ini, ya baca-baca dikit!” kataku sambil melihat dua lembar kertas yang sudah berisi pertanyaan Izza, Jefri, dan Sinyo, tinggal aku, Dimas, dan Rahmi yang belum mengisi. Memang begitulah sistem pembelajaran F2F. Setiap tim wajib mengangkat sebuah materi yang sudah di tentukan oleh pembimbing sebelumnya, selain itu, setiap tim diwajibkan mengisi form pertanyaan yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari masing-masing anggota tim. Dengan cara ini, semua pertanyaan bisa dipesiapkan sebelumnya dan akan lebih mudah bagi pembimbing untuk memahaminya. Sistem F2F adalah sistem Inti dari Sistem Pembelajaran MTMF, karena dengan tatap muka, pembimbing berada tepat di hadapan murid, suasana akan terasa berbeda, pembimbing kita akan terasa seperti teman belajar kita sendiri. Memang, F2F hanya di peruntukkan untuk beberapa mata pelajaran saja, seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Geologi, Biologi, Ekomomi, Sosiologi, Geografi, dan Sejarah, sedangkan pelajaran lainnya tetap menggunakan Sistem Pembelajaran Bersama.
Tiba-tiba terdengar suara pintu di ketuk! “Tok tok, hi guys!” kami menengok ke pintu kelas, terlihat Rahmi menyapa sambil mengetuk pintu! Tak ketinggalan pacarnya, Dimas segera menyusul di belakangnya. “Kenapa Ja, ban keretanya kempes ya? Haha…”, sahut Jefri sambil tertawa. Ja adalah sapaan untuk Rahmi, memang anak itu sangat manja, makanya terkadang kami memanggilnya dengan julukan si Manja atau Mija, Rahmi Manja. “Enak aja… emang aku naik kereta!” jawab Rahmi agak sinis! Namun Jefri dan Sinyo malah tertawa. “Udah-udah, kalian ini bertengkar mulu, Dimas, Rahmi, sini cepetan gabung, sebentar lagi bel bunyi!” kataku menengahi perbincangan mereka. “Oke dah!” sahut Rahmi sambil menarik tangan Dimas dengan sedikit berlenggang dan ikut bergabung bersama kami.
Tim kami sudah lengkap, dan siap untuk megikuti pelajaran Pak Hari, pembimbing Matematika yang terkenal sangat galak. Dia memang sangat perfectionist, dia tak mau ada sedikit pun kesalahan dari murid untuk mata pelajaran yang ia bawakan. Kata yang selalu dia katakan “Salah satu dari sepuluh soal, sama saja kalian masih bodoh!”. Kelebihan pak Hari adalah setiap ujian matematika, murid boleh melihat rangkuman mereka masing-masing, berbeda dengan pelajaran lain dimana waktu ujian harus menutup buku. Tetapi yang ditakuti anak-anak adalah nilai 10 untuk angka kelulusan pelajaran ini!
Oke the SV, maju…! Chayo…

1 comment:

  1. ceritamu ilo,, aneh, oke lah, terusin dulu

    ReplyDelete